Pada akhir saat ini, kita masih seringkali menyaksikan para pemimpin
pramuka, andalan, pembina bahkan peserta didik yang masih belum paham
tentang seragam pramuka dan tanda-tanda satuan pada seragam, baik
pemakaian dan penggunaannya. Adakalanya seragam Pramuka dengan tandanya
dan bahkan ditambah-tambahi tanda lainnya dikenakan sesuai dengan selera
dan kemauannya sendiri.
Mestinya disaat memakai seragam Pramuka beserta atributnya dapat
menjadikan seseorang lebih percaya diri, lebih mantap dalam menjalankan
tugas dan kegiatan, serta dapat menjaga dan memberikan image yang baik
bagi lingkungan dan dirinya sendiri. Sebaliknya ketika etika berseragam
pramuka ini mulai diabaikan, maka akan nampak terkesan apa adanya, asal
tempel dan asal ngetrend dll.
Perilaku seperti hal tersebut di atas malah dapat mendiskreditkan nilai
keberadaan sebuah seragam, sedangkan bagi pemakainya akan mendapatkan
image yang kurang baik.
Seorang Pemimpin di Gerakan Pramuka mestinya mengenal betul bagaimana
pakaian seragam itu dikenakan, kapan dan dalam acara apa pakaian seragam
dipergunakan, demikian pula tanda-tandanya. Seorang pemimpin bila perlu
memiliki catatan-gambaran di saat menghadiri sebuah acara baik apakah
itu formal maupun non formal.
Bilamana hal-hal tersebut ternyata diketahui memang benar-benar belum
dipahami oleh seorang pemimpin, maka sudah menjadi kewajiban bagi para
Pembina,andalan kwartir, pelatih untuk dapat memberikan masukan,
mengingatkan dan menyarankan bagaimana cara berpakaian pramuka yang
baik tapi benar. Mengapa demikian ? Seorang pemimpin adalah tokoh
sentral yang harus dijaga, baik dalam cara berpakaian dan berpenampilan.
Pemimpin akan menjadi tokoh utama yang akan menjadi perhatian dan
dilihat bagi khalayak ramai. Bila ini telah dijalankan, tanpa disadari
apa yang dilakukan ini sudah menjadikan kita dapat melindungi kewibawaan
dan image bagi seorang pemimpin. Jika segan untuk mengingatkan dan
memberitahukan maka yang terjadi malah sebaliknya, cemooh dan pembiaran
terhadap pemimpinnya melakukan sebuah kesalahan.
Berpijak pada pengalaman penulis, seringkali kita temui pada acara-acara
formal dimana tokoh sentral maupun pemimpin pramuka menggunakan seragam
maupun atribut yang belum sesuai dengan tata cara berseragam pramuka
yang benar. Sebelum tampil atau mengikuti acara tersebut, sebaiknya kita
tata atributnya agar nampak rapi dan benar. Kekuranglengkapan seragam
pramuka, biasanya sebatas atribut, bahkan dalam pengalaman ini, seorang
kepala daerah pun dapat melakukan kekeliruan, tentunya bila perlu kita “
mengorbankan” apa yang kita miliki. Akhirnya kita lebih baik hadir
dengan atribut “compang-camping” daripada mendampingi seorang pemimpin
dengan berpenampilan buruk.
Pemimipin Pramuka, ketika akan memulai sebuah kepemimpinan di lingkungan
kwartir dipastikan akan belajar memahami dan menguasai kewajibannya,
apa yang harus dilakukan termasuk bagaimana cara berpakaian yang benar,
bila belum paham maka akan menanyakan kepada kepada staf / andalannya.
Untuk itu bagi mereka yang notabene pembina pramuka/ pelatih sudah
seharusnya memberikan masukan yang sebenar-benarnya. Hindari sikap, yang
penting Asal Bapak-ibu Selera (ABS). Hal ini penting agar tidak terjadi
kekeliruan dalam penggunaan seragam dan atributnya di kemudian hari.
Di Gerakan Pramuka Seorang Pemimpin adalah teladan bagi yang lainnya.
Karenanya kepemimpinan yang baik akan diawali dengan cara berpakaian
seragam pramuka yang baik dan benar pula.